TATA SURYA
SELAMAT DATANG DI BLOG TATA SURYA SEMOGA INFO TERSEBUT AKAN BER MANFAAT BAGI KALIAN SEMUA NYA .
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Rabu, 22 Maret 2017
Pluto
Pluto (nama planet minor: 134340 Pluto) adalah planet katai di sabuk Kuiper dan objek trans-Neptunus pertama yang ditemukan. Pluto merupakan planet katai terbesar dan bermassa terbesar kedua di Tata Surya dan benda terbesar kesembilan dan bermassa terbesar kesepuluh yang mengorbit Matahari secara langsung. Pluto merupakan objek trans-Neptunus dengan volume terbesar dan massa yang sedikit lebih kecil daripada Eris, planet katai di piringan tersebar. Layaknya objek lain di sabuk
Planet
Planet(dari bahasa Yunani Kuno αστήρ πλανήτης (astēr planētēs), berarti "bintang pengelana") adalah benda astronomi yang mengorbit sebuah bintang atau sisa bintang yang cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri, tidak terlalu besar untuk menciptakan fusi termonuklir, dan telah "membersihkan" daerah sekitar orbitnya yang dipenuhi planetesimal.[a][1][2]
Kata planet sudah lama ada dan memiliki hubungan sejarah, sains, mitologi, dan agama. Oleh peradaban kuno, planet dipandang sebagai sesuatu yang abadi atau perwakilan dewa. Seiring kemajuan ilmu pengetahuan, pandangan manusia terhadap planet berubah.
Pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mengesahkan sebuah resolusi resmi yang mendefinisikan planet di Tata Surya. Definisi ini dipuji namun juga dikritik dan masih diperdebatkan oleh sejumlah ilmuwan karena tidak mencakup benda-benda bermassa planet yang ditentukan oleh tempat atau benda orbitnya. Meski delapan benda planet yang ditemukan sebelum 1950 masih dianggap "planet" sesuai definisi modern, sejumlah benda angkasa seperti Ceres, Pallas, Juno, Vesta (masing-masing objek di sabuk asteroid Matahari), dan Pluto (objek trans-Neptunus yang pertama ditemukan) yang dulunya dianggap planet oleh komunitas ilmuwan sudah tidak dipermasalahkan lagi.
Ptolomeus menganggap planet mengelilingi Bumi dengan gerakan deferen dan episiklus. Walaupun ide planet mengelilingi Matahari sudah lama diutarakan, baru pada abad ke-17 ide ini terbukti oleh pengamatan teleskop Galileo Galilei. Dengan analisis data observasi yang cukup teliti, Johannes Kepler menemukan bahwa orbit planet tidak berbentuk lingkaran, melainkan elips. Seiring perkembangan peralatan observasi, para astronom mengamati bahwa planet berotasi pada sumbu miring dan beberapa di antaranya memiliki beting es dan musim layaknya Bumi. Sejak awal Zaman Angkasa, pengamatan jarak dekat oleh wahana antariksa membuktikan bahwa Bumi dan planet-planet lain memiliki tanda-tanda vulkanisme, badai, tektonik, dan bahkan hidrologi.
Secara umum, planet terbagi menjadi dua jenis utama: raksasa gas besar berkepadatan rendah dan raksasa darat kecil berbatu. Sesuai definisi IAU, ada delapan planet di Tata Surya. Menurut jaraknya dari Matahari (dekat ke jauh), ada empat planet kebumian, Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars, kemudian empat raksasa gas, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Enam planet di antaranya dikelilingi oleh satu satelit alam atau lebih. Selain itu, IAU mengakui lima planet kerdil[3] dan ratusan ribu benda kecil Tata Surya. Mereka juga masih mempertimbangkan benda-benda lain untuk digolongkan sebagai planet.[4]
Sejak 1992, ratusan planet yang mengelilingi bintang-bintang lain ("planet luar surya" atau "eksoplanet") di Bima Sakti telah ditemukan. Per 22 Maret 2013, 861 planet luar surya yang diketahui (di 677 sistem planet dan 128 sistem multiplanet) terdaftar di Extrasolar Planets Encyclopaedia. Ukurannya beragam, mulai dari planet daratan mirip Bumi hingga raksasa gas yang lebih besar daripada Yupiter.[5] Pada tanggal 20 Desember 2011, tim Teleskop Luar Angkasa Kepler menemukan dua planet luar surya seukuran Bumi, Kepler-20e[6] dan Kepler-20f,[7] yang mengorbit bintang mirip Matahari, Kepler-20.[8][9][10] Studi tahun 2012 yang menganalisis data mikrolensa gravitasi memperkirakan setiap bintang di Bima Sakti rata-rata dikelilingi oleh sedikitnya 1,6 planet.[11] Sejumlah astronom di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics (CfA) melaporkan pada Januari 2013 bahwa sedikitnya 17 miliar eksoplanet seukuran Bumi (tepatnya 0,8–1,25 massa Bumi) dengan periode orbit 85 hari atau kurang berada di galaksi Bima Sakti.[12]
Satelit
Satelit
adalah benda yang mengorbit benda lain dengan waktu rotasi dan revolusi tertentu.
Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia, satelit adalah bintang siarah
yang mengedari bintang siarah yang lebih besar, misalnya bulan yang mengedari
bumi. Satelit dapat mengelilingi planet karena adanya gaya gravitasi planet.
Ruang Angkasa
Ruang angkasa atau Antariksa adalah nama yang kita berikan bagi area kosong yang begitu besar diantara bintang dan planet. Ini adalah tempat dimana manusia dapat ditarik hingga menjadi mie, atau direbus, atau dibekukan hingga padat. Itulah mengapa astronout mengenakan pakaian pelindung di ruang angkasa. Selamat datang kedunia yang misterius dan secara tak terbatas begitu menarik.
sumber : http://jingatblog.blogspot.co.id/2015/11/ruang-angkasa.html
Matahari
Matahari adalah sebuah bola pijar yang sangat besar yang merupakan pusat tata surya. Ukuran matahari 100 kali lebih besar dari ukuran bumi yang
memiliki diamater sekitar 1,4 juta km dan memiliki berat sekitar 300
ribu kali dari berat bumi yang mempunyai suhu sekitar 6000°C dari permukaan matahari. Matahari terbentuk dari kumpulan gas hidrogen dan helium. Matahari terdiri atas beberapa bagian
yang tersusun lapisan-lapisan seperti inti matahari, fotosfer,
kromosfer, korona. sebelum membahas bagian-bagian matahari, mari kita
bahas fungsi dari matahari itu sendiri seperti yang ada dibawah ini..
Bintang
Bintang adalah benda langit luar angkasa yang memiliki ukuran besar dan memancarkan cahaya sebagai sumber cahaya.
Bintang yang terdekat dengan bumi adalah matahari, sedangkan Matahari sendiri dikelilingi oleh planet-planet anggota tata surya seperti pelanet bumi, merkurius, venus, mars, jupiter, saturnus, uranus, neptunus dan jupiter.
Meteroit
Meteorit adalah batu meteor yang berhasil mencapai permukaan planet Bumi. Disebut juga meteor setelah menembus atmosfer bumi tetapi belum mencapai permukaan bumi. Meteor merupakan asteroid
kecil dari luar angkasa yang tertarik oleh gravitasi Bumi, ketika
memasuki atmosfer bumi terjadi gesekan udara di lapisan ionosfer
menyebabkan meteor panas dan terbakar menimbulkan cahaya terang sehingga
kadang kala disebut bintang jatuh.
Jika batu meteor sangat besar tidak habis di lapisan udara ionosfer maka akan jatuh sampai ke Bumi yang disebut Meteorit. Di Indonesia, meteorit bisa ditemukan di musium geologi Bandung.
Meteorit adalah bahan baku pamor keris yang disukai para Empu. Keris yang mendapat campuran meteorit biasanya ringan namun sangat kuat karena mengandung logam langka, seperti titanium.
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Meteorit
Jika batu meteor sangat besar tidak habis di lapisan udara ionosfer maka akan jatuh sampai ke Bumi yang disebut Meteorit. Di Indonesia, meteorit bisa ditemukan di musium geologi Bandung.
Meteorit adalah bahan baku pamor keris yang disukai para Empu. Keris yang mendapat campuran meteorit biasanya ringan namun sangat kuat karena mengandung logam langka, seperti titanium.
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Meteorit
Selasa, 21 Maret 2017
Asal Usul Tata Surya Menurut Islam
sepanjang sejarah ilmu pengetahuan abad ke-20, hampir seluruh umat manusia meyakini penciptaan alam semesta dan tata surya berdasarkan teori Big Bang. tetapi, seorang penulis yang mendapat kecamanan tahun 1980-an dengan gamblang menerangkan proses terbentuknya tata surya berdasarkan kajian/pengupasan ayat-ayat AlQuran tanpa hadis. Sungguh mengejutkan, ulasan yang diterangkan Nazwar Syamsu sangat jelas menolak teori sarjanawan modern sekelas Einstein dan lainnya yang dianggap berfaham Atheis, tidak meyakini keberadaan Tuhan, dan bagaimana Allah telah menciptakan tata surya secara logika.
Semua yang diungkapkan Nazwar Syamsu sangat jelas menceritakan kejadian
asal mula terbentuknya tata surya. Menurutnya, selama ini dunia sains
telah diracuni dengan ide dan teori tanpa akhir dan tidak bisa
dijelaskan atau terputus. Artikel ini menyadur tulisan karya Nazwar
Syamsu yang berjudul 'Alquran Dan benda Angkasa' dimana akan menjelaskan
fakta sebenarnya tentang tata surya.
Teori Awan Debu
Teori Awan Debu, dikemukakan oleh Carl von Weizsaeker
(1940) kemudian disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950)
Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan awan itu mengalami pemampatan, pada proses pemampatan itu partikel-partikeldebu tertarik ke bagian pusat awan itu membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin dan kemudian membentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan tipis di bagian tepinya.
Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan awan itu mengalami pemampatan, pada proses pemampatan itu partikel-partikeldebu tertarik ke bagian pusat awan itu membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin dan kemudian membentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan tipis di bagian tepinya.
Teori Pasang Surut Air Laut
Sir James Jeans (1877-1946) dan
Harold Jeffreys (1891) keduanya dari Inggris, teori ini hampir sama dengan
teori PlanetesimalSetelah bintang itu berlalu dengan gaya tarik bintang yang besar pada
permukaan matahari terjadi proses pasang surut seperti peristiwa pasang
surutnya air laut di bumi akibat gaya tarik bulan. Sebagian massa matahari itu
membentuk cerutu yang menjorok kearah bintang itu mengakibatkan cerutu itu
terputus-putus membentuk gumpalan gas di sekitar matahari dengan ukuran yang
berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian membentuk planet-planet.
Teori Nebule atau teori kabut
yang dikemukakan ole Immanuel Kant (1749-1827) dan Piere Simon de Laplace (1796).
Matahari dan planet berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin di dalam jagat raya, karena pilinannya itu berupa kabut yang membentuk bulat seperti bola yang besar, makin mengecil bola itu makin cepat putarannya.
Teori Ledakan Big Bang
), George Gamow, Alpher dan
Herman.Alam pada saat itu belum merupakan materi tetapi pada suatu ketika berubah
menjadi materi yang sangat kecil dan padat, massanya sangat berat dan
tekanannya besar, karena adanya reaksi inti kemudian terjadi ledakan hebat.
Massa itu kemudian berserak dan mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat
ledakan dan membentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang lebih kecil dan
trus bergerak, menjauhi titik pusatnya
Teori Proto Planet
Teori ini dikemukakan oleh astronom
Jerman Carl Von Weizsaeker dan disempurnakan oleh P Kuiper, dkk. Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa
tata surya terbentuk darigumpalan awan gas dan debu. Lebih dari 5 milyar tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan mengalami pemampatan.
Pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik ke dalam menuju pusat awan,
membentuk gumpalan bola, dan mulai berotasi. Karena rotasi cepat, maka gumpalan gas mulai memipih menyerupai bentuk cakram yaitu tebal di bagian tengah saling menekan sehingga menimbulkan panas dan berpijar.