Sponsor

Selasa, 21 Maret 2017

Asal Usul Tata Surya Menurut Islam


sepanjang sejarah ilmu pengetahuan abad ke-20, hampir seluruh umat manusia meyakini penciptaan alam semesta dan tata surya berdasarkan teori Big Bang. tetapi, seorang penulis yang mendapat kecamanan tahun 1980-an dengan gamblang menerangkan proses terbentuknya tata surya berdasarkan kajian/pengupasan ayat-ayat AlQuran tanpa hadis. Sungguh mengejutkan, ulasan yang diterangkan Nazwar Syamsu sangat jelas menolak teori sarjanawan modern sekelas Einstein dan lainnya yang dianggap berfaham Atheis, tidak meyakini keberadaan Tuhan, dan bagaimana Allah telah menciptakan tata surya secara logika.
Semua yang diungkapkan Nazwar Syamsu sangat jelas menceritakan kejadian asal mula terbentuknya tata surya. Menurutnya, selama ini dunia sains telah diracuni dengan ide dan teori tanpa akhir dan tidak bisa dijelaskan atau terputus. Artikel ini menyadur tulisan karya Nazwar Syamsu yang berjudul 'Alquran Dan benda Angkasa' dimana akan menjelaskan fakta sebenarnya tentang tata surya.

Nazwar Syamsu Mengupas Penciptaan Tata Surya

Nazwar Syamsu, sosok penulis yang pernah menghebohkan Indonesia diawal tahun 1980-an melalui bukunya 'Tauhid Dan Logika' dimana pada masa itu pemikiran ini terlalu ilmiah dan sulit diterima oleh orang awam. Buku-buku yang ditulisnya tidak berdasarkan hadis, semua pemikiran menggunakan ayat-ayat AlQuran. Dialah orang yang dengan beraninya menyebarkan pemahaman rasionalisme al-Qur’an ditengah masyarakat yang waktu itu masih bisa dikatakan sangat tabu untuk membahas ajaran agama secara bebas apalagi sampai pada tingkat ilmiah.
Majalah Tempo edisi 24 Maret 1984 pernah menceritakan profil dan kisah Nazwar Syamsu. Setelah tamat Sekolah Desa, Nazwar Syamsu masuk HIS selama 3 tahun dan tahun 1945 dia mulai belajar ilmu falak pada Syaikh Muhammad Jamil Jambek di Bukit Tinggi. Di tahun 1956 Nazwar sempat belajar di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah selama 4 bulan. Nazwar seorang penggemar ilmu pengetahuan ruang angkasa, yang pada kahirnya meninggal diusia 65 tahun, 20 November 1983.
Banyak pihak yang tidak menyetujui isi buku yang ditulisnya, mulai dari Majelis Ulama DKI Jakarta, Menteri Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) hingga ke Jaksa Agung dan Menko Polkam mengeluarkan kecaman dan larangan keras atas penyebaran dakwah karya Nazwar Syamsu yang diproduksi oleh penerbit Ghalia Indonesia. Jaksa Agung dalam keputusan pelarangan peredaran kaset yang menyebutkan bahwa kaset-kaset itu mengandung ajaran ingkar sunnah yang pernah dilarang pemerintah, sedangkan MUI DKI Jakarta menyebutkannya sebagai pengingkaran hadis. 
Nazwar Syamsu tidak sepenuhnya dikategorikan sebagai kaum ingkar sunnah, dia hanya mengingkari hadis bukan sunnah. Hadis berarti ucapan, perbuatan atau sikap Nabi yang kemudian dituliskan dan praktis mempunyai daya ikat. Sedangkan sunnah merupakan tradisi yang tentu saja lebih abstrak. Maka semua buku yang ditulisnya hanya mengupas Alquran, tidak ada ditemukan hadis didalamnya.

Perjalanan Para Nabi Di Tata Surya 

Telah jelas disebutkan, tanda-tanda yang tertulis dalam AlQuran menjelaskan bahwa Ibrahim sebagai manusia Bumi yang pertama kali mengetahui susunan sistem tata surya. Ibrahim mengetahui bahwa ada sebelas planet yang beredar mengelilingi matahari, bulan mengelilingi Bumi, dan Bumi serta planet lainnya dihuni makhluk yang berasal dari satu diri. Ibrahim sangat jelas mengetahui bahwa bintang-bintang angkasa beredar dalam semesta raya merupakan ciptaan Allah.
Pemikiran Ibrahim berada dibawah kehendak Allah yang kemudian menunjuki berbagai pengetahuan untuk meyakini secara penuh. Atas semua pengetahuan itu, Ibrahim bartindak wajar dan dengan iman yang kokoh diikuti dengan satu doa agar Allah mengirim seseorang dari anak cucunya dalam sistem surya ini sebagai ekspansi manusia dari Bumi.
Demikian Kami perlihatkan kepada Ibrahim kerajaan-kerajaan planet-planet dan Bumi dan agar dia menjadi yakin (6:75)
Tuhan kami bangkitkanlah pada mereka Rasul dari mereka, untuk menganalisakan pada mereka ayat-ayat-Mu serta mengajarkan Kitab dan pengetahuan, dan mencerdaskan mereka. Bahwa Engkau mulia bijaksana (2:129)
Ibrahim menantang satu kerajaan besar yang penduduknya menyembah berhala, kemudian mengajarkan kepada mereka tentang pemujaan hakikat yang menciptakan segala isi alam. Sekalipun ilmu itu dikurniakan kepada Ibrahim, dia juga memohon suatu keinginan hati kepada Allah sesuai dengan logika agar diantara anak cucunya nanti dijadikan tokoh besar. Hal itu tertulis dalam ayat yang penuh logika:
Tidakkah engkau perhatikan orang yang menantang Ibrahim tentang Tuhannya karena Allah memberinya kerajaan? Ketika Ibrahim berkata: "Tuhanku yang menghidupkan dan mematikan," dia berkata: "Akupun menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: "Bahwa Allah mendatangkan surya dari timur maka datangkanlah dia dari barat," lalu bingunglah orang kafir itu, dan Allah tidak menunjuki kaum yang zalim (2:258)
Ibrahim diajarkan Allah bagaimana susunan sistem tata surya, bagaimana kejadian Bumi dan planet lainnya, dan bagaimana perubahannya pada zaman Nabi Nuh. Berdasarkan hal itu Ibrahim bersama anaknya Ismael diperintah untuk mendirikan Ka'bah yang sampai saat ini berada di Mekkah, sebagai tempat suci di Bumi, tepat yang diisyaratkan Allah sebagai Mushalla Adam, dan dulunya Ka'bah menjadi sumbu perputaran Bumi. Ka'bah adalah tempat yang paling banyak menyimpan rahasia dan pertanda kebesaran Allah. Ibrahim mengerti betul maksud perintah Allah sehingga dia bersama Ismael tetap melaksanakan petunjuk yang diberikan.

Proses Penciptaan Tata Surya

Pada waktu dahulu, Tatasurya memiliki 11 planet yang mengorbit matahari sesuai dengan yang dilihat Nabi Yusuf dalam mimpinya pada ayat 12:4. Mimpi itu bukan hanya cerita tetapi juga mengandung unsur ilmiah tentang astronomi yang kemudian sangat berguna bagi anak cucu Nabi Yusuf itu sendiri, juga bagi siapa saja yang memperhatikan.
Tidakkah orang-orang kafir itu memperhatikan bahwa planet dan Bumi ini dulunya sebingkah (kumpulan hydrogen), lalu Kami pisah-pisahkan keduanya dan Kami jadikan tiap sesuatu yang hidup dari hydrogen? Tidakkah mereka percaya? (21:30)
Dan mereka meminta segerakan siksaan padahal Allah tidak akan mengubah janji-Nya, dan bahwa satu hari pada Tuhan-mu ialah seperti seribu tahun dari apa yang kamu hitung (22:47)
Dia-lah yang menghidupkan kamu dan yang mematikan kamu. Ketika Dia melaksanakan suatu perintah, maka Dia mengatakan padanya: "Adalah," lalu adalah dia (40:68)
Katakanlah: "Apakah kamu akan engkar pada Dia yang menciptakan Bumi dalam dua hari (2000 tahun) dan kamu jadikan untuk-Nya bandingan? Itulah Tuhan seluruh manusia (41:9)
Dan Dia jadikan dari atasnya Rawasia dan memberkahi padanya (dengan ionosfer) dan menentukan padanya waktunya (rotasi dan orbit) dalam empat hari (4000 tahun) bersamaan bagi orang-orang yang bertanya (41:10)
Kemudian Dia selesaikan Tatasurya dan dia berupa gumpalan api, lalu Dia katakan padanya dan pada Bumi: "Datanglah secara patuh atau dalam terpaksa." Keduanya berkata: "Kami datang secara patuh." (41:11)
Maka Dia ciptakan mereka menjadi tujuh planet (diatas orbit Bumi) dalam dua hari (2000 tahun) dan mewahyukan kepada setiap Tatasurya urusannya. Dan Kami hiasi semesta dunia ini dengan bintang-bintang berapi serta penjagaan. Itulah ketentuan Yang Mulia lagi Mengetahui.(41:12)
Dari semua firman Allah menyebutkan bahwa semesta raya diciptakan selama 6000 tahun, terbagi menjadi 2000 tahun untuk pemadatan planet, dan selama waktu itu ada yang pecah menjadi kecil seperti Mars, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Kemudian selama 4000 tahun terbentuk rotasi dan orbit masing-masing mengelilingi matahari atau bintang. Semuanya selesai dalam waktu 6000 tahun, jadi tidak ada bintang yang sedang lahir dan yang sedang mati begitu pula Bulan yang dulunya dihasilkan dari uap Bumi atau pecahan bagian Bumi.
Pada waktu 2000 tahun penciptaan Tata surya, beberapa planet terpecah menjadi lebih kecil dari ukuran semula. Sementara satu planet yang mengorbit antara Mars dan Jupiter benar-benar hancur menjadi sekitar 30,000 pecahan masih melayang dalam garis orbitnya mengelilingi matahari yang disebut planetoid atau asteroid. Planet yang tidak terpecah waktu itu diantaranya Merkurius, Venus, Bumi, Jupiter, dan Planet Terbesar yang sampai kini masih utuh dalam orbitnya.
Sewaktu terjadi transit planet yang pada waktu itu masih belum memadat, atau ketika beberapa planet berada dalam suatu garis lurus terhadap Matahari, planet-planet yang kebetulan ada di tengah terpecah karena pembesaran radiasi dari Matahari. Yang paling parah Planetoid hingga menjadi butiran-butiran kecil, juga Mars yang sampai kini masih sering diterpa pembesaran radiasi Matahari karena garis orbitnya langsung berada di bawah orbit Jupiter yang besar. Demikian pula Pluto yang mengorbit dibawah 'Planet Terbesar'. Pluto pada mulanya memiliki massa lebih besar daripada Jupiter, Saturnus, Uranus, atau Neptunus sebanding dengan semakin jauhnya dari matahari. Tetapi planet ini pecah menjadi planet kecil, dan hal ini juga karena adanya planet lain yang lebih besar mengorbit diatasnya.
Antara Matahari dan planet berlaku hubungan kokoh terjalin melalui magnet, seperti Mars yang berada diantara Matahari dan Jupiter akan mendapat kelebihan tenaga magnet dari Matahari. Hal ini dinamakan pembesaran radiasi yang dulunya sempat memecahkan Mars menjadi planet kecil. Demikian pula berlaku pada beberapa planet lain, lalu Allah menyatakan penciptaan-Nya atas Tata Surya berlangsung dua hari atau 2000 tahun dan terpecah tertulis dalam ayat 41:12 dan 33:72, kemudian sempurna selama empat hari atau 4000 tahun hingga dikatakan enam hari atau 6000 tahun menurut ayat 41:9, 11:7 dan 32:5. Sesudah menjalani masa penciptaan 6000 tahun, terbentuklah planet-planet kokoh dengan kecepatan rotasi dan orbit sempurna. Kesemuanya terjalin erat seperti yang disebutkan 'Syadiidaa' pada ayat 78:12.
Ada banyak ulasan yang disampaikan Nazwar Syamsu diluar dugaan, diluar keyakinan ilmu pengetahuan modern, menentang teori-teori sarjanawan Barat yang dianggapnya Atheis. Salah satunya adalah planet terbesar di tata surya diatas orbit Pluto, dimana sarjanawan Barat menganggapnya sebagai Planet ke-10 yang tidak bisa dijangkau teropong Bumi. Tapi sejak 14 abad yang lalu, AlQuran telah menegaskan sebuah batas yang bisa dicapai manusia, dimana rasul pernah berada disini. Ada juga pembahasan tentang Adam dan istrinya, selama ini cerita yang beredar tentang sejarah Adam lebih di-doktrin pada ayat Bibel, karena kisah pengupasan ayat AlQuran menurut Nazwar Syamsu ternyata jauh berbeda. Artikel mendatang akan mengupas semua karya Nazwar Syamsu yang menceritakan logika semesta berdasarkan AlQuran.

sumber :  http://www.isains.com/2015/09/penciptaan-tata-surya-menurut-alquran.html

0 komentar:

Posting Komentar